bahaya sampah plastik

Sampah organik yang mencakup sisa-sisa makanan, daun, ranting, dan bahan alami lainnya seringkali dianggap tidak berbahaya karena sifatnya yang mudah terurai.

Namun, kenyataannya sampah organik juga dapat menimbulkan berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Bahaya Sampah Organik bagi Kesehatan

Meskipun sampah organik pada dasarnya mudah terurai, namun jika tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan berbagai bahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah beberapa bahaya sampah organik bagi kesehatan.

1. Pembentukan Gas Berbahaya

Sampah organik yang dibiarkan membusuk di tempat pembuangan sampah atau lahan terbuka akan mengalami proses dekomposisi anaerob, yaitu pembusukan tanpa oksigen. Proses ini menghasilkan gas metana (CH₄) yang merupakan gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global 25 kali lebih besar daripada karbon dioksida (CO₂).

Selain berkontribusi pada perubahan iklim gas metana dalam konsentrasi tinggi dapat memicu ledakan dan kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) terutama jika tidak ada sistem ventilasi atau pengelolaan gas yang memadai. Selain itu, gas hidrogen sulfida (H₂S) yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik juga berbahaya.

Gas ini dikenal memiliki bau yang sangat menyengat seperti telur busuk dan dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan serta gangguan pernapasan jika terpapar dalam jangka waktu yang lama. Penggunaan mesin untuk memadatkan atau mengelola sampah di TPA dapat mempercepat pelepasan gas ini ke udara.

2. Proliferasi Vektor Penyakit

Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, dan tikus. Lalat dapat membawa bakteri patogen yang menyebabkan penyakit seperti diare, disentri, dan kolera.

Nyamuk yang berkembang biak di genangan air yang tercipta dari sampah organik juga bisa menyebarkan penyakit seperti demam berdarah dan malaria. Tikus yang tertarik pada tumpukan sampah organik juga dapat membawa berbagai penyakit zoonosis seperti leptospirosis, hantavirus, dan salmonellosis.

Penyakit-penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan tikus atau urin dan feses mereka. Penggunaan mesin untuk mengangkut atau mengolah sampah organik dapat menyebarkan patogen ini lebih jauh jika tidak diikuti dengan tindakan pembersihan yang memadai.

3. Pencemaran Air dan Tanah

Cairan hasil pembusukan sampah organik dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air tanah. Cairan ini mengandung berbagai senyawa kimia dan mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pencemaran air tanah oleh lindi dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius seperti gangguan pencernaan, penyakit kulit, dan bahkan keracunan jika air tersebut dikonsumsi tanpa pengolahan yang memadai. Mesin yang digunakan untuk mengelola sampah di TPA seperti mesin pencacah atau pemadat dapat mempercepat penyebaran cairan jika tidak ada sistem pengelolaan air yang baik.

Selain itu, pencemaran tanah akibat sampah organik juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem tanah. Kehadiran bahan organik yang membusuk secara berlebihan dapat mengurangi kesuburan tanah, menghambat pertumbuhan tanaman, dan merusak struktur tanah.

4. Risiko Infeksi dan Penyakit Kulit

Orang yang bekerja atau tinggal di dekat tempat pembuangan sampah organik berisiko terkena infeksi kulit dan penyakit lainnya akibat paparan mikroorganisme patogen. Bakteri, jamur, dan virus yang berkembang biak pada sampah organik yang membusuk dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka atau kontak langsung dengan kulit. Infeksi kulit yang umum terjadi meliputi dermatitis, eksim, dan infeksi jamur.

Selain itu, menghirup partikel debu atau spora dari sampah organik yang membusuk juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti bronkitis, asma, dan alergi. Penggunaan mesin untuk mengolah sampah dapat menyebarkan debu dan spora ini ke udara, meningkatkan risiko paparan bagi pekerja dan penduduk sekitar.

5. Dampak Psikologis dan Kualitas Hidup

Tinggal di dekat tempat pembuangan sampah organik dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan. Bau busuk yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik dapat menyebabkan stres, iritabilitas, dan gangguan tidur.

Selain itu, keberadaan sampah yang tidak terkelola dengan baik juga dapat menurunkan estetika lingkungan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat sekitar. Penggunaan mesin yang bising dan berdebu di sekitar area pembuangan sampah juga dapat memperburuk dampak psikologis ini.

Kesimpulan

Bahaya sampah organik terhadap kesehatan dan lingkungan tidak boleh diremehkan. Jika tidak dikelola dengan baik sampah organik dapat menjadi sarang bagi berbagai mikroorganisme patogen yang berbahaya seperti bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit menular.

Selain itu, proses pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana yang tidak hanya berbahaya bagi lingkungan karena kontribusinya terhadap pemanasan global tetapi juga dapat memicu masalah pernapasan jika terhirup dalam jumlah besar. Oleh karena itu, penting untuk mengelola sampah organik secara bijak untuk mencegah dampak negatif tersebut.

By Alya Khoirurohim

suka berolahraga